Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis

Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis - Hallo sobat Blogger Ageceh, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bahasa, Artikel Jurnalistik, Artikel Tanda Baca, yang kami tulis ini dapat anda pahami. selamat membaca.

Judul: Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis
Link: Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis

Baca juga:


Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis

Fast Download
Apakah yang dimaksud dengan Elipsis? Tanda titik-titik. Mungkin banyak dari Anda menyebutnya demikian. Sebenarnya tanda titik-titik yang kita lihat tersebut adalah elipsis. Apa itu Tanda elipsis? Tanda elipsis merupakan tanda baca yang berupa tiga buah tanda titik yang berderet (…). Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempuranakan (EYD), tanda titik tiga berderet ini memiliki dua kegunaan, yang pertama adalah untuk menggambarkan kalimat yang terputus-putus dan kedua adalah untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat ada bagian yang dihilangkan.

Tanda elipsis dapat menunjuk pada jeda di suatu pembicaraan, pikiran yang belum selesai, atau biasanya terdapat di akhir kalimat, penurunan volume menuju suatu situasi yang senyap (aposiopesis). Maka, tanda elipsis sering dijumpai dalam kalimat langsung atau dialog darpada kalimat tidak langsung.

Penggunaan Tanda Elipsis

Pemakaian Tanda Elipsis


Dalam kalimat langsung yang berbentuk dialog, tanda elipsis digunakan untuk menciptakan percakapan agar terasa lebih hidup karena efek jeda. Hal tersebut sesuai dengan kegunaan tanda elipsisi yang pertama yaitu untuk menggambarkan kalimat yang terputus-putus. Orang yang membaca akan lebih mudah memahami keadaan yang sedang terjadi dalam percakapan tersebut. Anda bisa memperhatikan contoh di bawah ini.

    “Ayo… kita perangi kemiskinan!” teriak Presiden dalam pidatonya.
    “Tapi … biarlah, tidak mengapa,” ucapnya lirih.
    “Hmm … kemudian kita mau ke mana?” wajah mereka saling berpandangan.

Ketiga contoh di atas menunjukkan bahwa penggunaan tanda elipsis dalam emosi yang berbeda, sehingga efek jeda yang dihasilkan tanda elipsis ini terasa berbeda. Contoh yang pertama memberikan gambaran sebuah ajakan untuk bertarung yang penuh semanga, di situ tanda elipsis memberikan efek jeda yang menambah kesan semangat.

Contoh kedua menyatakan sebuah penyesalan, dihadirkan kesan “sedang berpikir” begitu kata “tapi” diucapkan —sebelum beranjak ke kata “biarlah”. Contoh ketiga memberi deskripsi sebuah kebingungan, sama halnya pada contoh yang kedua, memberi kesan “sedang berpikir” setelah tokoh mengucapkan kata “hmm”. Namun, kesan pada contoh yang ketiga diperjelas oleh bagian kalimat lanjutannya.   Contoh nomor dua memberi kesan “berpikir karena penyesalan” sedangkan contoh nomor tiga memberi kesan “berpikir karena kebingungan”.

Hadirnya tanda elipsis dalam kalimat tak langsung memang agak susah dipahami. Hal tersebut berkaitan dengan kegunaan tanda ellipsis yang kedua, yaitu untuk menunjukkan bahwa ada penghilangan bagian dalam kalimat.

Penggunaan tanda elipsis dalam kalimat tak langsung memang jarang terjadi, apalagi dalam sebuah tulisan ilmiah. Namun, lain halnya jika dalam karya sastra seperti penulisan puisi dan prosa, tanda elipsis akan membantu pembaca untuk menghayati isi dari karya sastra tersebut—sama seperti saat dipakai dalam petikan dialog.

Kesalahan umum dalam penggunaan tanda elipsis oleh berbagai kalangan di banyak media, mulai dari orang awam di bidang Bahasa Indonesia hingga orang yang sudah profesional di bidang tersebut, contohnya penulis, jurnalis, dan editor.

Ada tiga bentuk kesalahan yang paling sering terjadi dalam penggunaan tanda elipsis.


1.   Jumlah tanda titik kurang atau lebih dari standar baku.
Tanda elipsis terbentuk oleh tiga buah tanda titik yang berderet. Namun, pada realitasnya, masih banyak orang yang menggunakan tanda titik dengan jumlah kurang atau lebih dari tiga buah. Mengapa bisa terjadi kesalahan dalam penggunaan tanda elipsis?
  •     Kurangnya pengetahuan mengenai bentuk tanda elipsis.
  •     Terburu-buru dalam menulis.

2. Tidak diapit dengan spasi.
Bentuk kesalahan yang kedua ini paling sering dilakukan oleh mereka yang sebelumnya sudah memiliki pengetahuan tentang bentuk tanda elipsis—terdiri dari tiga buah tanda titik yang berderet (…)—namun masih belum tepat dalam cara penggunaannya.  Tanda elipsis digunakan dengan cara diapit oleh spasi jika berada di antara dua kata atau di tengah kalimat.

3.   Format penggunaan di akhir kalimat.
Kesalahan ketiga tentang kesalahan penggunaan elipsis yang sering terjadi adalah penggunaannya di akhir kalimat. Selain di tengah kalimat, tanda elipsis juga bisa diunakan untuk menandai akhir dari suatu kalimat. Namun, format di akhir kalimat ini berbeda. Spasi tetap dibubuhkan sebelum tanda elipsis, tetapi tidak untuk setelahnya. Tanda elipsis tersebut langsung digabung bersama sebuah tanda titik sebagai tanda akhir dari suatu kalimat sehingga total tanda titik untuk penggunaan di akhir kalimat adalah empat buah, titik tersebut terdiri dari tiga buah titik (bentuk asli dari tanda elipsis) dan tanda titik untuk menutup kalimat.

Lihat Juga Pergeseran Makna

Itulah bagaimana cara menggunakan tanda elipsis yang baik dan benar. Alangkah baiknya jika menggunakan tanda baca dengan baik dan benar yang sesuai dengan EYD sebelum tulisan yang Anda buat dibagikan ke berbagai media atau sebelum dibaca oleh orang lain. Semoga bermanfaat.

Fast Download
Kuota dan Pulsa Gratis Klik Disini!!!


Demikianlah Artikel Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis

Sekian artikel Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya terima kasih -Admin Blogger Ageceh.

Anda sekarang membaca artikel Penulisan dalam Pemakaian Tanda Elipsis dengan alamat link https://bloggerageceh.blogspot.com/2016/01/penulisan-dalam-pemakaian-tanda-elipsis.html

Komentar